Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak, dan orang tua adalah guru utama dalam proses pembentukan karakter. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anak memiliki pengaruh langsung terhadap pembentukan kepribadian, sikap, dan perilaku anak hingga dewasa.
Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak, dan orang tua adalah guru utama dalam proses pembentukan karakter. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anak memiliki pengaruh langsung terhadap pembentukan kepribadian, sikap, dan perilaku anak hingga dewasa.
Ilustrasi pola asuh anak Foto: Int.
Pola asuh adalah cara orang tua berinteraksi, mendidik, serta memberikan arahan dan batasan kepada anak. Dalam ilmu psikologi, pola asuh biasanya diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama:
1. Pola Asuh Otoriter
Pola ini ditandai dengan kedisiplinan yang sangat tinggi dan sedikit ruang bagi anak untuk menyuarakan pendapat. Orang tua otoriter cenderung kaku, banyak menuntut, dan jarang memberikan pujian. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini cenderung patuh, namun kurang percaya diri dan memiliki risiko tinggi mengalami kecemasan.
2. Pola Asuh Permisif
Orang tua permisif cenderung terlalu membebaskan anak, minim aturan, dan jarang memberikan konsekuensi terhadap perilaku negatif. Akibatnya, anak mungkin tumbuh tanpa disiplin yang cukup, lebih impulsif, dan sulit menghadapi kegagalan.
3. Pola Asuh Demokratis (Authoritative)
Ini adalah pola asuh yang seimbang antara kasih sayang dan ketegasan. Orang tua demokratis memberikan kebebasan kepada anak dalam batas yang wajar, mendengarkan pendapat anak, namun tetap memberikan aturan yang konsisten. Anak-anak yang tumbuh dalam pola asuh ini cenderung mandiri, bertanggung jawab, percaya diri, dan memiliki keterampilan sosial yang baik.
Sebuah studi terbaru dari Lembaga Psikologi dan Pendidikan Anak Indonesia (LPPAI) yang dilakukan terhadap 1.500 keluarga di lima kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa 78% anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh demokratis memiliki empati yang tinggi, mampu menyelesaikan konflik dengan baik, dan lebih siap menghadapi tekanan sosial di sekolah.
“Pola asuh yang tepat dapat menjadi fondasi bagi anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang stabil secara emosional dan memiliki integritas. Perilaku seperti kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab tidak muncul begitu saja, melainkan dibentuk dan diasah setiap hari di lingkungan keluarga,” ujar Dr. Nila Wibisono, Psikolog Anak dan Keluarga dari Universitas Indonesia.
Ilustrasi pola asuh anak Sumber: Int.
Di tengah tantangan zaman seperti perkembangan teknologi, media sosial, dan tekanan ekonomi, pola asuh anak menjadi lebih kompleks. Banyak orang tua bekerja seharian dan menyerahkan pendidikan anak kepada pengasuh atau sekolah. Kurangnya waktu berkualitas bersama anak membuat komunikasi dan pengawasan menjadi minim.
“Orang tua sering merasa cukup dengan menyediakan kebutuhan materi. Padahal, yang lebih penting adalah kehadiran emosional. Anak perlu merasa didengar, dicintai, dan dihargai,” tambah Dr. Nila.
Kesadaran akan pentingnya pola asuh mendorong banyak lembaga, sekolah, dan komunitas untuk mengadakan pelatihan parenting. Salah satu orang tua, Dina Rahmawati (35), mengaku banyak berubah setelah mengikuti pelatihan tersebut.
“Dulu saya suka marah ketika anak tidak patuh, tapi sekarang saya belajar untuk lebih memahami emosi anak dan memberikan penjelasan, bukan hanya hukuman. Hasilnya luar biasa, anak saya jadi lebih terbuka dan kooperatif,” ungkapnya.
Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) juga terus menggalakkan program-program edukasi keluarga dan pengasuhan anak yang positif. Selain itu, kampanye digital tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga mulai gencar dilakukan melalui media sosial.
Kepala KPPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, dalam salah satu pernyataannya menyebutkan, “Keluarga yang harmonis dan pola asuh yang sehat akan melahirkan generasi yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Ini investasi bangsa.”
Karakter anak bukan dibentuk secara instan, melainkan melalui proses panjang yang dimulai dari rumah. Pola asuh yang diterapkan orang tua—baik itu otoriter, permisif, atau demokratis—akan menentukan arah perkembangan kepribadian anak.
Dengan memahami pentingnya pola asuh dan berkomitmen untuk terus belajar menjadi orang tua yang lebih baik, kita turut berkontribusi dalam membentuk masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia.
Pola Asuh Orang Tua Sangat Menentukan Karakter Anak Sejak Dini, Ini Penjelasan Para Ahli
Baca BeritaSelamat Atas Pelantikan Meki Nawipa, SH, dan Deinas Geley, S.Sos, M.Si, Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Prov. Papua Tengah 2025-2030
Baca Berita© Copyright 2023. All Rights Reserved Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah